Kamis, 19 JUNI 2025 • 12:30 WIB

Kisah Lisa Widyawati, dari Mantan Pekerja Migran Korban Penipuan hingga Jadi Pengusaha Ecoprint

Author

Lisa Widyawati mantan pekerja migran yang menjadi pengusaha ecoprint 

INDOZONE.ID – Pernah menjadi buruh migran dengan pengalaman pahit di Hongkong, Lisa Widyawati (35) asal Langon, Jember, Jawa Timur, kini sukses membalikkan nasib. 

Perempuan asal Jember ini menjadi pengusaha sekaligus pelatih produk kreatif berbasis teknik ecoprint, sebuah metode pewarnaan alami berbasis daun dan bahan alam lain yang ramah lingkungan.

Lisa memulai kisahnya sebagai pekerja migran pada awal 2009. Ia direkrut oleh perusahaan penyalur tenaga kerja, dengan proses yang ternyata menyimpan luka panjang. 

“Cuma sebentar, 5 bulan, karena mengalami pemalsuan dokumen. Usia saya saat itu dipalsukan dari 17 tahun menjadi 23 tahun. Padahal saya belum punya KTP,” kisah Lisa, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Jember, Kamis (19/6/2025).

Baca juga: The Fed Tahan Suku Bunga, Proyeksi Ekonomi Justru Memburuk

Selama masa persiapan sebelum ke Hongkong, Lisa tidak mendapatkan pembekalan memadai, baik bahasa maupun keterampilan kerja.

Setibanya di Hongkong, ia dihadapkan pada pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak. Beban kerja yang berat ditambah keterbatasan bahasa membuat Lisa tidak sanggup bertahan.

“Saya kerja bukan hanya bersih-bersih dan masak seperti di job order. Tapi juga harus jaga tiga anak dan nenek. Saya sangat kewalahan. Akhirnya cuma bertahan lima bulan dan pulang ke Indonesia,” ungkap Lisa.

Kembali ke tanah air, Lisa sempat bekerja di swalayan hingga akhirnya menikah. Perjalanan hidupnya mulai berubah sejak ia bergabung dengan Migrant Care pada 2017. Dari sinilah ia terlibat dalam program Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi) di desanya.

“Di Desbumi itu ada pemberdayaan ekonomi, penanganan kasus, juga membantu teman-teman yang mau ke luar negeri. Tahun 2021 atau 2022, ada pelatihan dari dana desa tentang Ecoprint. Dari situ saya mulai tertarik dan belajar sendiri,” tutur Lisa yang kini juga menjabat sebagai Ketua Pusat Pelayanan Terpadu di Desbumi.

Baca juga: Bupati Banyuwangi Ajak Kadin Fokus Cetak Generasi Mandiri Lewat Wirausaha

Tak hanya memproduksi, Lisa juga aktif melatih warga lain untuk menekuni usaha serupa. Ia telah mengantongi sertifikat pelatih dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui program pelatihan Bank Indonesia.

“Saya berani mengajar karena sudah bersertifikat. Sekarang saya bukan hanya menjual produk, tapi juga membuka pelatihan Ecoprint untuk siapa saja yang ingin belajar dan mandiri secara ekonomi,” jelasnya.

Produk-produk dari Griya Ecoprint milik Lisa sangat beragam, mulai dari kain, baju, mukena, sepatu, tas kulit, topi, hingga buku dari kertas ecoprint. Ia memasarkan produknya melalui pameran, media sosial Facebook, dan WhatsApp.

Kisah inspiratif Lisa pun mendapat perhatian dari Anggota Komisi D DPRD Jember, Indi Naidha. Ia menilai pengalaman Lisa dapat menjadi motivasi bagi kaum perempuan, khususnya mantan buruh migran, untuk mandiri di negeri sendiri.

“Dari contoh Bu Lisa ini, dapat menjadi contoh bagi ibu-ibu lainnya di luar sana. Termasuk juga para buruh migran maupun mantan buruh migran. Bahwa dalam berwirausaha itu, dapat membuat kita menjadi lebih mandiri,” ujar Indi.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Liputan Langsung

TERPOPULER
TAG POPULER
BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU
Tentang Kami Redaksi Info Iklan Kontak Pedoman Media Siber Pedoman AI dari Dewan Pers Kode Etik Jurnalistik Karir