INDOZONE.ID - Pasar saham global mencatat penguatan tipis pada Rabu (25/6/2025), sementara harga minyak mentah bertahan di dekat titik terendah dalam beberapa minggu.
Sentimen positif ini muncul setelah kabar gencatan senjata antara Israel dan Iran, yang dinilai sebagai angin segar bagi para investor dan mendorong mereka kembali pada aset berisiko.
Tak hanya itu, dolar AS juga terlihat stabil, mencerminkan meredanya kekhawatiran pasar terhadap gejolak geopolitik.
Baca juga: Saham Asia Naik Setelah Trump Umumkan Gencatan Senjata Iran-Israel
Pasar saham menguat pasca gencatan senjata Israel Iran, karena para pelaku pasar mulai melihat peluang baru di tengah berkurangnya risiko konflik.
Selain itu, harga minyak yang mulai menurun turut menenangkan pasar, sebab kekhawatiran akan gangguan suplai energi ikut mereda.
Dampak gencatan senjata Israel Iran pada pasar keuangan juga terlihat dari turunnya imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun ke level terendah dalam satu setengah bulan. Hal ini menunjukkan bahwa risiko inflasi akibat lonjakan harga energi semakin kecil.
Baca juga: Dolar AS Melemah karena Gencatan Senjata Israel-Iran, Harga Minyak Anjlok Tajam
Meskipun situasi di kawasan masih tegang, gencatan senjata yang diumumkan masih bertahan. Israel tetap menyatakan akan merespons bila Iran kembali meluncurkan rudal, namun sejauh ini tidak ada eskalasi berarti.
Di sisi lain, menurut penilaian awal intelijen AS, serangan udara yang dilakukan Amerika terhadap fasilitas nuklir Iran hanya menunda program tersebut selama beberapa bulan.
Pernyataan ini bertolak belakang dengan klaim Presiden Donald Trump yang sebelumnya menyebut program nuklir Iran telah "dihancurkan sepenuhnya".
Investor optimis gencatan senjata Iran Israel ini bisa menjadi awal yang baik untuk kestabilan kawasan. Tak sedikit yang berharap ketenangan ini akan berlanjut, karena ketegangan geopolitik yang berkepanjangan biasanya membuat pasar menjadi tidak menentu.
Pasar saham di Eropa juga mencerminkan kehati-hatian dengan indeks Stoxx 600 naik tipis 0,2% di awal perdagangan. Sementara itu, indeks S&P 500 dan Nasdaq di AS bergerak datar.
Di kawasan Asia, pasar terlihat lebih optimis. Nikkei Jepang naik 0,4%, Hang Seng Hong Kong melonjak 1,3%, dan indeks saham unggulan di Tiongkok naik 1,44% menyentuh level tertinggi sejak 20 Maret.
Kabar baik pasar saham Timur Tengah juga mulai berdampak pada bursa Asia, karena kestabilan regional memberi ruang bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat.
Indeks saham global MSCI pun bertahan stabil setelah sempat menyentuh rekor tertinggi semalam. Analis dari perusahaan keuangan Metzler menyebutkan bahwa jika ketegangan di Timur Tengah terus mereda, pasar saham global, terutama di AS, berpotensi mencetak rekor baru di bulan Juli.
Data ekonomi terbaru dari AS, termasuk angka kepercayaan konsumen, menunjukkan perlambatan pertumbuhan yang membuka jalan bagi kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Harapan ini menjadi pemicu lain yang mendukung pergerakan positif di pasar keuangan.
Harga minyak Brent naik 2% ke level US $68,43 per barel, setelah sempat merosot tajam dalam dua hari sebelumnya.
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik menjadi US $65,60 per barel. Meski kekhawatiran pasokan dari Timur Tengah mulai mereda, permintaan akan pasokan cepat tetap tinggi, menurut analis dari ING.
Imbal hasil obligasi AS dua tahun juga berada di titik terendah sejak 8 Mei di angka 3,7848%. Sementara di pasar mata uang, euro turun tipis ke US $1,1594, masih dekat level tertinggi sejak Oktober 2021. Indeks dolar AS hanya naik tipis ke 98,079. Emas pun sedikit menguat menjadi sekitar US $3.328 per ons.
Selain isu geopolitik, perhatian investor masih tertuju pada arah kebijakan suku bunga AS. Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan bahwa tarif impor yang lebih tinggi bisa mendorong inflasi musim panas ini.
Periode tersebut dipandang krusial dalam menentukan keputusan The Fed untuk menurunkan suku bunga.
Menurut alat pemantau CME FedWatch, peluang The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Juli mencapai sekitar 19%.
Gencatan senjata antara Israel dan Iran memberikan angin segar bagi pasar keuangan global. Pasar saham menguat, dolar stabil setelah gencatan senjata, dan sentimen investor membaik.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Washington Post