Kategori Berita
Media Network
Senin, 16 JUNI 2025 • 14:45 WIB

Harga Minyak Naik Akibat Konflik Iran-Israel, Apa Dampaknya Bagi Pengembangan Energi?

Ilustrasi Minyak Dunia. (Freepik) (Freepik)

INDOZONE.ID - Mohammad Faisal selaku Direktur Eksekutif CORE, melihat kenaikan harga minyak dunia akibat dampak konflik Iran dan Israel sebagai peluang untuk mempercepat transisi ke sumber energi baru dan terbarukan.

"Ketika energi fosil sudah mahal, tentu menjadi kurang kompetitif. Ini semestinya dimanfaatkan untuk mendorong pengembangan energi terbarukan,” ucap Faisal pada Senin, dikutip dari Antara.

Menurut Faisal, rendahnya harga energi fosil menjadi tantangan bagi pengembangan energi terbarukan karena kurangnya daya saing.

Baca juga: Pemerintah Fokus pada Pembangunan Ekonomi Desa Melalui Kopdes Merah Putih

Maka dari itu, meningkatnya harga minyak dunia di tengah-tengah gempuran Iran dan Israel, harus dimanfaatkan sebagai momentum bagi pemerintah untuk mengembangkan proyek-proyek energi baru dan terbarukan.

Menurut Faisal, kenaikan harga minyak dunia dapat memicu penyesuaian harga BBM bersubsidi di Indonesia, seperti Pertalite dan solar, jika harga minyak dunia terus meningkat.

"Biasanya berdampak bukan hanya ke ongkos transportasi, melainkan ke harga barang-barang yang lain, terutama bahan pangan," jelasnya.

Berdasarkan informasi resmi dari Kementerian Keuangan, harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan mencapai 82 dolar AS per barel pada tahun 2025, sementara harga ICP pada Mei 2025 tercatat sebesar 65,29 dolar AS per barel.

Saat ini, tingginya harga minyak dunia berada di kisaran 72–74 dolar AS per barel, bahkan lebih rendah daripada asumsi ICP yang tercantum di APBN 2025 sebesar 82 dolar AS per barel.

Meningkatnya harga minyak dunia dipicu oleh konflik antara Iran dengan Israel. Pada Jumat (13/6), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengirim operasi militer bernama "Operation Rising Lion" dengan menyerang target militer dan fasilitas program nuklir Iran.

Angkatan Udara Israel menyerang dalam beberapa gelombang di sejumlah wilayah Iran, termasuk ibu kota Tehran.

Akibat serangan tersebut, sejumlah pejabat militer tinggi Iran dilaporkan tewas, termasuk Kepala Staf Umum Militer Iran Jenderal Mohammad Bagheri dan beberapa komandan Garda Revolusi, serta sejumlah ilmuwan nuklir.

Baca juga: Impor Bawang Putih Juni 2025 Capai 163 Ribu Ton, Kemendag Pantau Ketat Distribusi

Kemudian, Iran membalas dengan meluncurkan "Operation True Promise 3", yang menyerang fasilitas militer milik Israel.

Kementerian Kesehatan Iran mengatakan 128 orang tewas dan 900 lainnya cedera dalam serangan Israel sejak Jumat.

Sementara itu, otoritas Israel mengatakan sedikitnya 13 orang tewas dan lebih dari 370 lainnya cedera dalam serangan rudal Iran.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Antara

BERITA TERKAIT
BERITA TERBARU

Harga Minyak Naik Akibat Konflik Iran-Israel, Apa Dampaknya Bagi Pengembangan Energi?

Link berhasil disalin!